Cari Blog Ini

21 Okt 2010

Resensi Final Destination 3 movie

Category:Movies
Genre     :Horror


This ride will be the death of you









Pemeran : Mary Elizabeth Winstead, Ryan Merriman, Kris Lemche, Alexz Johnson
Sutradara : James Wong
Skenario : Glen Morgan & James Wong
Studio : New Line Cinema
Durasi : 92 menit
Kategori : >17 thn (adegan sadis dan sensualitas)






Segmen Penonton : 
Para penggemar film horor thriller remaja, dan orang-orang yang tertarik melihat proses datangnya kematian yang bermula dari kejadian-kejadian sepele.


Sinopsis :
Apa jadinya kalau kita bisa lolos dari takdir kematian kita sendiri? Tentu saja hal itu akan membuat malaikat kematian menjadi marah besar dan akan kembali mencabut nyawa dengan cara yang lebih sadis. Hal ini bisa terlihat di dua film Final Destination (FD) sebelumnya, setelah segerombolan remaja lolos dari kecelakaan pesawat (FD1) dan lalu lintas (FD2), tapi malah belakangan tewas secara sadis satu persatu sebagai hukuman kabur dari takdir kematian mereka. Di film yang ke-3 ini, kecelakaan roller coaster di sebuah taman hiburan menjadi awal mimpi buruk yang dialami Wendy cs. Dengan tujuan untuk merayakan kelulusan mereka, para remaja itu tidak mau ketinggalan untuk mencoba permainan roller coaster yang merupakan primadona taman hiburan tersebut. Saat hendak menaiki wahana tersebut, Wendy (Mary Elizabeth Winstead) merasa melihat kejadian-kejadian aneh disekitar teman-temannya, terutama saat ia mengabadikan foto-foto mereka dengan kameranya. Puncaknya, saat hendak menaiki roller coaster, Wendy melihat bayangan kejadian kecelakaan roller coaster yang akan ditumpanginya itu. Bayangan tersebut begitu nyata, sehingga membuat Wendy panik dan berteriak-teriak untuk keluar dari roller coaster tersebut. Kejadian tersebut sempat memicu kericuhan, sehingga membuat beberapa teman-temannya, antara lain Kevin (Ryan Merryman), Erin (Alexz Johnson) dan Ian (Kris Lemche) terpaksa keluar juga dari gerbong untuk menenangkan Wendy. Tetapi, beberapa teman-teman Wendy lainnya, termasuk pacarnya, masih tetap berada di roller coaster tersebut. Petugas roller coaster ternyata tidak mengindahkan peringatan Wendy, dan tetap menjalankan atraksi tersebut sampai akhirnya kecelakaan fatal itu ternyata benar-benar terjadi dan menewaskan seluruh penumpangnya. Wendy dan beberapa teman-temannya beruntung lolos dari kejadian maut itu. Walaupun begitu, bisa dibilang mereka hanya menunda takdir kematian mereka, karena belakangan satu-persatu dari mereka mulai tewas secara mengenaskan. Wendy sadar kematian teman-temannya itu bukan kebetulan belaka, terutama saat ia melihat ada beberapa clues di foto-foto yang ia ambil di taman hiburan. Dari foto-foto tersebut, bisa dilihat urutan kematian mereka nantinya, dan juga bagaimana cara mereka akan tewas. Jadilah Wendy dan Kevin berusaha memperingatkan teman-temannya untuk menghindari benda, tempat atau kejadian yang berhubungan dengan petunjuk yang mereka temukan di foto-foto tersebut. Tapi ternyata mereka tidak bisa mengelabui kematian untuk kedua kalinya, karena kali ini malaikat kematian tidak mau dipermalukan dua kali oleh segerombolan anak-anak tersebut.


Resensi :
Franchise film Final Destination menurut gue merupakan salah satu bentuk kecerdikan para produsen film Hollywood mencari celah untuk menghasilkan jenis film horor remaja dengan pendekatan yang baru. Di tengah-tengah maraknya booming film-film horor remaja di tahun 2000 yang cenderung memiliki inti cerita yang sama, Final Destination menyeruak dengan tema baru yaitu upaya menghindari takdir kematian. Bukan hal aneh kalau akhirnya muncul sekuelnya, Final Destination 2 yang sayangnya secara kualitas belum mampu mengimbangi film versi pertamanya. Di awal tahun 2006 ini, Final Destination 3 kembali dilempar ke pasaran dengan sedikit keraguan akan kemampuannya menghasilkan hiburan yang lebih baik dari dua film sebelumnya. Kecelakaan pesawat di FD1 dan kecelakaan lalu lintas di FD2 merupakan menu pembuka yang mencengangkan tentang segerombolan remaja yang "secara ilegal" lolos dari takdir kematian mereka. Untuk FD 3, kecelakaan roller coaster menjadi pilihan sebagai pengantar kejadian-kejadian fatal berikutnya. Adegan ini sayangnya terlihat kurang "wah" dibandingkan dengan adegan kecelakaan pesawat dan kecelakaan lalu lintas di FD 1 dan 2. Kekurangan itu tapinya coba ditebus oleh sang sutradara dengan menampilkan adegan-adegan kematian yang lebih sadis dibandingkan film-film sebelumnya, di satu jam ke depannya. Hal yang menjadi unggulan dari film Final Destination adalah proses kematian yang dijabarkan secara detail, bermula-mula dari hal yang sepele lalu perlahan-lahan berlanjut sampai akhirnya menghasilkan suatu momen kematian yang mengenaskan. Bayangkan saat tetesan air dari sebuah kaleng soda dingin ternyata bisa menyulut kejadian beruntun yang menyebabkan dua orang gadis tewas terpanggang di dalam mesin sun tanning. Kualitas akting mungkin bisa diabaikan di film ini, karena karakter-karakter di film ini memang cenderung tak membutuhkan kualitas akting khusus. Dari seluruh karakter di film ini, gue cuma bersimpati untuk karakter Wendy, dan itu pun karena paras sang pemeran, yaitu Mary Elizabeth Winstead yang cukup enak untuk dipandang. Karakter lainnya kurang begitu berkesan sehingga gue gak peduli apakah mereka akan survive hidup atau tidak. Jalan cerita film ini bisa dibilang mudah ditebak, karena pola film ini gak jauh beda dengan dua film sebelumnya. Paling-paling yang membuat kita setia untuk menonton film ini adalah keinginan kita menunggu bagaimana cara-cara remaja-remaja tersebut akan tewas. Bisa dibilang kekuatan film ini tergantung dari kreatifitas penulis skenario untuk merancang kematian dengan seinovatif mungkin. Dan buat gue, adegan kematian di seri FD ke 3 ini tidaklah terlalu mengecewakan, meskipun ada beberapa adegan juga yang terlihat biasa-biasa saja. Secara keseluruhan, film ini tidaklah terlalu buruk, tapi bukanlah juga film yang masuk kategori luar biasa. Mungkin bagi yang belum pernah menonton dua film sebelumnya, film ini tergolong asyik untuk diikuti. Tapi bagi yang sudah pernah menonton FD1 atau FD2, bisa dibilang hanya ada sedikit peningkatan berarti di film ini. Alasan utama untuk menonton film ini gak lain adalah untuk melihat siapa karakter yang matinya paling keren dan paling brutal di sepanjang film...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan cuma baca doang, kacih koment juga ya....^_^